Jumat, 10 April 2020

Peristiwa Mental Yang terjadi di Tengah Covid-19


TUGAS
Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi
Dosen Pengampu : Dian Andriany, S.sos., M.I.Kom
“ Peristiwa Mental yang Terjadi di Tengah Pandemi Covid-19”
 
  


                                           Nama :  Tia Ramadani
                                           NPM   : 118100044     
                                           Kelas  : II B Ilmu Komunikasi


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
      UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI  CIREBON
2020








KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
  Peristiwa Mental yang Terjadi di tengah Pandemi Covid-19 ”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki saya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.











          Cirebon, 04 Maret 2020



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. 1
DAFTAR ISI.......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 3
1.1. Latar Belakang....................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah................................................................... 5
1.3. Tujuan.................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 7
2.1  Asal muasal virus Corona........................................................ 8
2.2  Peristiwa Mental Masyarakat................................................... 9
2.3 Strategi Dunia Menghadapi virus Corona................................ 10
2.4 Perkembangan Virus Corona.................................................. 11
2.5 Pengaruh Virus Corona Terhadap Psikologi............................ 12
BAB III PENUTUP.............................................................................. 13
2.3 Kesimpulan........................................................................... 14
2.4 Saran..................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16

BAB I

1.1 Latar Belakang
Awal tahun 2020 ini dunia dikejutkan dengan virus baru yang berasal dari china ( Wuhan ), virus ini disebut dengan virus Corona atau Covid-19, Dokter di China baru menyadari bahwa mereka tengah menghadapi penyakit baru pada akhir Desember 2019 , namun seiring berjalannya waktu virus ini semakin berkembang dan menyebar keseluruh China bahkan virus ini juga sudah menyebar ke seluruh dunia.
Sementara itu, para ilmuwan telah mencoba memetakan pola penularan awal Covid-19 sejak epidemi dilaporkan dikota Wuhan pada pertengahan Januari 2020. Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah corona telah menjadi pendemi global. Virus baru ini membuat seluruh dunia menjadi panik dan mempengaruhi psikologi komunikasi pada manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa itu virus Corona dan darimana asalnya  ?
2.      Apakah terjadi peristiwa mental pada manusia saat ini ?
3.      Bagaimana strategi dunia  menghadapi virus Corona ?
4.      Bagaimanakah perkembangan virus Corona saat ini ?
5.      Apakah Virus Corona berpengaruh terhadap psikologi masyarakarat Indonesia ?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui asal virus Corona.
2.      Untuk mengetahui perubahan mental pada manusia..
3.      Untuk mengetahui strategi dunia menghadapi virus Corona.
4.      Untuk mengetahui perkembangan virus Corona di Indonesia maupun dunia.
5.      Untuk mengetahui pengaruh psikolgi pada masyarakat Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Asal Muasal Virus Corona
            Dalam waktu beberapa minggu, kita semua telah tahu tentang Covid-19 dan virus yang menyebabkannya: SARS-CoV-2. Tapi di luar sana juga banyak tersebar kabar miring dan walaupun banyak artikel ilmiah tentang virus ini, masih ada saja informasi ngaco soal asal-muasal virus ini. Dari spesies hewan mana virus ini berasal? Kelelawar, trenggiling, atau hewan liar lainnya? Dari mana daerah asalnya? Dari sebuah gua atau hutan di Provinsi Hubei, Cina atau di tempat lain? Pada Desember 2019, 27 dari 41 orang pertama yang masuk rumah sakit (66%) gara-gara Covid-19 pernah pergi ke pasar Wuhan, ibu kota Hubei. Tapi sebuah studi di Rumah Sakit Wuhan menunjukkan bahwa virus corona baru ini mungkin sama sekali tak berhubungan dengan pasar atau daging binatang yang dijual di sana. Alasannya, orang pertama yang terinfeksi virus ini tidak pernah pergi ke pasar tersebut.
Senada dengan penelitian itu, hasil pengurutan genom terhadap virus Sars-Cov-2 juga menunjukkan bahwa virus ini muncul sejak November, bukan pada Desember.Temuan ini memantik pertanyaan, apa hubungan antara wabah Covid-19 dan binatang liar? Lebih jauh lagi, CDC menjelaskan corona merupakan keluarga besar virus dengan gejala yang menyerupai pilek atau flu, mulai dari batuk, demam, gangguan tenggorokan, atau hidung meler. Dalam beberapa kasus, gejala virus corona bisa langsung berubah layaknya penyakit serius, seperti radang paru-paru alias pneumonia. Sementara nama Covid-19 dibuat sebagai keterangan untuk tipe baru virus corona yang muncul di 2019, mengingat virus corona sudah ada sedari dulu. Jenis lainnya ada Acute Respiratory Syndrome atau SARS dan Middle East Respiratory Syndrome atau MERS-CoV. Menariknya, ada kesamaan dan keterkaitan antara Covid-19 dan SARS karena kedua virus ini berasal dari Cina. Jika Covid-19 baru diidentifikasi dari Wuhan pada November tahun lalu, kemunculan pertama SARS juga terjadi di Cina pada November 2002 sampai Juli 2003.

2.2  Peristiwa Mental Pada Manusia
            Peristiwa mental adalah proses yang mengantarai stimuli dan respons (internal mediation of stimuli) yang berlangsung sebagai akibat belangsungnya komunikasi. Virus Corona atau Covid-19 adalah virus baru yang menjadi wabah ( pandemic ) diseluruh dunia, karena pandemi Corona ini membuat manusia menjadi cemas dan panik, hal ini menurut psikologi wajar dikarenakan virus ini menglobal bukan hanya terjadi di daerah tertentu saja. Artinya kecemasan itu menandai bahwa masyarakat itu awere (waspada), tetapi kita lihat setelah masyarakat cemas perilaku yang ditunjukan oleh masyarakat seperti apa, bisa menjadi hal yang positif dan juga negative, salah satu perilaku negative  masyarakat saat ini adalah berlebihan dalam berbelanja kebutuhan pokok terutama hand saintizer dan masker dan alat kesehatan yang lainnya yang sebetulnya tidak terlalu mereka butuhkan sehingga menjadi manusia yang rakus. Perilaku negative ini bukan hanya terjadi di negara Indonesia saja, bahkan masyarakat di belahan dunia sudah berlebihan dalam berbelanja akan kebutuhan sehari-hari sehingga membuat stok barang atau kebutuhan yang lain habis.
            Kecemasan dan kepanikan yang dialami masyarakat khususnya di Indonesia juga membuat oknum-oknum yang menjual alat-alat kesehatan contohnya masker dan hand saintizer dengan harga yang tinggi dari biasanya, Hal ini merupakan konsekuensi nyata dari panic buying - sebuah fenomena yang terjadi dalam suatu krisis yang dapat meningkatkan harga-harga dan mengambil barang-barang penting dari tangan orang-orang yang sebenarnya jauh lebih membutuhkan (seperti masker wajah untuk para pekerja kesehatan). tidak hanya itu karna virus ini masyarakat juga membatasi diri untuk berinteraksi secara langsung dengan sesamanya, banyak sekolah dan universitas yang diliburkan, bahkan bekerja pun dirumah, virus ini membuat manusia menjadi seperti tahanan karena larangan untuk keluar rumah dan berinteraksi atau menjaga jarak satu sama lain hal ini menyebabkan adanya penekanan secara mental walaupun cara ini adalah cara untuk memutuskan penyebaran virus Corona.
Ada banyak contoh kenaikan harga sebagai reaksi terhadap Covid-19 - suatu laporan telah menemukan bahwa 20 paket masker wajah dihargai lebih dari $100 di situs e-commerce seperti eBay dan Etsy. Di Indonesia sendiri satu box masker yang biasanya dijual dengan harga 25 ribu kini harganya 10X lipat lebih mahal. Pasokan masker wajah juga ketat. Pemerintah AS sudah memberi rekomendasi agar orang-orang berhenti membelinya - bukan hanya karena masker bedah tidak memberikan cukup perlindungan dari Covid-19, tetapi karena mungkin tidak cukup bagi pekerja kesehatan profesional yang memerlukannya untuk menjalankan tugasnya. Pandemic Covid-19 ini mempengaruhi perubahan sikap yang sangat dratis pada manusia untuk itu psikologi komunikasi sangat berperan dalam perubahan perilaku manusia, terutama saat manusia berkomunikasi dengan manusia lain, baik yang sifatnya interpersonal, kelompok, maupun massa.
Suatu perencanaan yang baik ketimbang panic buying harus dipersiapkan sepanjang tahun untuk kemungkinan keadaan darurat atau krisis.Yang juga penting diingat adalah bahwa semua orang juga membutuhkan barang-barang tersebut, karena peristiwa ini belum tertangani: penuhi apa yang memang menjadi kebutuhan Anda dan keluarga, tetapi hindari keinginan untuk menimbun persediaan yang cukup untuk mengisi bunker hari akhir. Karena ketika panic buying dilakukan secara bersama-sama, hal tersebut dapat menyebabkan harga melangit, atau persediaan menjadi sedikit untuk mereka yang berrisiko tinggi membutuhkan hal-hal seperti masker wajah, daripada masyarakat pada umumnya.
Mengikuti perkembangan tentang virus corona memang penting untuk kewaspadaan. Namun terus-menerus terpapar informasi, baik yang terpercaya maupun tidak, juga dapat membuat seseorang menjadi lebih stres. Orang yang sebelumnya sudah mengalami gangguan mental adalah kelompok yang mungkin paling rentan terkena dampak psikis dari krisis ini. Begitu pula dengan anak-anak dan orang-orang yang turun langsung di lapangan untuk menghadapi virus corona, khususnya dokter atau tenaga kesehatan lain.
Efek fisik maupun psikologis yang bisa muncul meliputi rasa takut dan khawatir berlebihan terhadap kesehatan diri sendiri maupun orang-orang tercinta, perubahan pola tidur dan pola makan, serta memburuknya masalah kesehatan yang sudah ada.

2.3 Strategi Dunia Menghadapi Pandemi Corona
         Virus corona sudah menyebar di 155 negara dan sudah dinyatakan sebagai pandemik global. Pakar kesehatan internasional menghimbau dua pendekatan utama yang bisa dilakukan untuk mengentikan laju penyebaran COVID-19. Dalam beberapa terakhir, warga sudah mendengar istilah 'social distancing' dan 'lockdown', sebagai upaya pencegahan penyebaran. Keduanya memiliki perbedaan arti yang harus dipahami, selain juga memiliki kelebihan dan kelemahaannya dalam keberhasilan mengatasi virus corona. 'Social distancing' adalah usaha untuk meminta warga tidak melakukan kontak fisik yang terlalu dekat antara satu sama lain, karena kedekatan jarak berpotensi menyebarkan virus lewat tetesan air liur. Pergeseran dari pendekatan 'social distancing' ke 'lockdown' terjadi di beberapa negara, dimana menurut pakar hal ini dilakukan ketika kasus sudah mencapai 1.000, maka negara sudah harus mempertimbangan dengan serius untuk kemungkinan 'lockdown'.Berikut ini adalah bagaimana langkah yang dilakukan sejumlah negara untuk mengatasi peredaran virus corona.
1.      Jepang


Jepang telah menutup seluruh sekolah sejak akhir Februari 2020 untuk mencegah penyebaran virus corona.Di Jepang sejauh ini sudah terjadi 1.523 kasus corona termasuk, 696 kasus diantaranya tertular saat berada di kapal pesiar Diamond Princess. 34 warga di Jepang meninggal karena terjangkit COVID-19.Sempat ada kekhawatiran setelah penyebaran di kapal pesiar tersebut, virus akan dengan cepat merebak di kalangan warga lainnya, apalagi 25 persen penduduknya berusia 65 tahun ke atas, yang masuk kelompok paling rentan meninggal terkena virus.Jepang sejauh ini berhasil mencegah penyebaran, salah satunya setelah menutup sekolah sejak bulan Februari Mereka tidak menerapkan 'lockdown', tapi membatasi pergerakan warga, termasuk menghentikan beberapa kegiatan.

2.      Singapura dan Hongkong

Sama seperti Jepang, Singapura dan Hong Kong juga hanya membatasi pergerakan warga. Di Singapura sejauh ini ada 243 kasus, belum ada lapioran yang meninggal dan lebih dari 100 orang dinyatakan sembuh. Singapura mendapat pujian dari organisasi kesehatan dunia (WHO), karena dianggap telah berhasil mengurangi penyebaran. "Singapura berhasil mencegah penularan karena pendekatan yang dilakukan semua aspek pemerintahan," kata Dirjen WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.Di Hong Kong hingga kini tercatat 157 kasus, enam diantaranya meninggal dan 88 dinyatakan sembuh.Seperti halnya di Singapura, pemerintah Hong Kong dengan cepat berusaha menemukan kasus corona yang ada di wilayah mereka.Salah satunya adalah melakukan pelakacan terhadap siapa saja yang sudah melakukan dengan mereka yang dinyatakan positif tertular COVID-19. Isolasi dan karantina juga diberlakukan bagi mereka yang tertular.

3.      Korea Selatan
Negara ini memiliki pendekatan yang berbeda, yakni dengan melakukan tes COVID-19 dengan cepat dan dalam jumlah besar. Mereka juga menggunakan teknik baru, seperti menyediakan klinik bergerak, dimana warga bisa datang tanpa harus datang ke rumah sakit atau klink yang berisi pasien lain. Sempat menjadi negara dengan kasus terbanyak di luar China, Korea Selatan mencatat lebih dari 8.300 kasus positif dengan 75 kematian. Tapi tak seperti di China, mereka tidak menerapkan 'lockdown' sepenuhnya, karena menganggap metode ini tak bisa dilakukan di sebuah negara yang demokrasi.



4.      China

China sejauh ini sudah menunjukkan keberhasilan mengatasi virus corona dengan melakukan 'lockdown' sepenuhnya, meski tidak secara nasional.China menjadi negara yang melakukan karantina terbesar dalam sejarah dalam menangkal virus corona, dengan menutup 16 kota sejak akhir Januari.'Lockdown' di Provinsi Hubei, dimana kota Wuhan berada dilakukan secara bertahap. Sebelumnya warga masih diperbolehkan keluar, namun kemudian dibuat semakin ketat dengan hanya beberapa perwakilan orang yang bisa membeli makanan atau ke apotik. Otoritas keamanan dikerahkan di China saat penyebaran virus corona semakin meningkat. Saat mengantri pun dibuat jarak yang cukup jauh antar warga. Jumlah kematian di China melebihi 3.200 orang, paling tinggi di dunia dengan total yang sembuh 68.777 orang. Sampai selasa siang, sudah ada lebih dari 81.000 kasus COVID-19 di China, dengan kebanyakan terjadi di provinsi Hubei. Dalam 24 jam terakhir, hanya ada 21 kasus baru di China dengan 13 kematian.

5.      Eropa
Italia kini menjadi negara kedua terburuk kasus virus corona, setelah China, dengan 27.980 kasus, 2.158 kematian, dimana dalam 24 jam terakhir ada 349 orang yang meningggal.Di Italia, 'lockdown' diberlakukan secara nasional mulai 10 Maret lalu, yang melarang hampir seluruh kegiatan 60 juta warga. Pelarangan termasuk membuka toko, restoran, mendatangi tempat ibadah, dan ke sejumlah tempat lainnya. Mengikuti Italia, Spanyol menjadi negara Eropa kedua yang menetapkan 'lockdown', sejak Sabtu lalu (14/03). Kemudian disusul dengan negara Prancis yang menutup seluruh bisnis yang dianggap tidak penting bagi warga. Mulai hari Senin, pemerintah mereka menerapkan 'lockJepandown' sepenuhnya, dengan melarang pertemuan warga dan juga kegiatan di luar rumah. Sementara Denmark menjadi negara Eropa pertama yang menutup perbatasan negaranya untuk mencegah penyebaran virus corona, yang akan berlaku hingga 13 April mendatang."Kami sadar sepenuhnya bahwa penutupan akan membawa dampak serius." kata PM Denmark Mette Frederiksen dalam jumpa pers."Kita melihat situasi di Italia yang berkembang ke arah yang mengerikan," katanya."Segala yang kami lakukan adalah guna memastikan kita mengatasi situasi ini dengan cara yang lain."Rusia sudah menutup perbatasan dengan Polandia dan Norwegia, setelah sebelumnya sudah menutup perbatasan dengan China. Dan mulai tanggal 18 Maret sampai 1 Mei, Rusia juga akan melarang semua warga asing untuk masuk ke negara tersebut, kecuali diplomat dan awak pesawat dan sejumlah orang lainnya. Hari Senin, Uni Eropa melarang perjalanan yang tidak penting dilakukan di wilayah tersebut selama paling kurang 30 hari.Jerman juga menutup perbatasannya dengan Prancis, Swiss, Austria, Denmark dan Luxembourg.
           
6.      Indonesia

\
Saat ini Indonesia belum menggunakan system Lockdown seperti negara lain, masih banyak warga negara asing yang bebas mengunjungi Indonesia, namun Indonesia sudah menerapkan system “ social distensing” untuk warga negaranyanya, sekolah dan para pekerja diliburkan selama bulan maret hingga waktu yang ditentukan nanti bahkan kasus penyebaran virus corona di Indonesia setiap hari semakin meningkat sehingga beberapa daerah di Indonesia berani menerapkan system lockdown agar terputusnya penyebaran virus corona, tidak hanya itu masyarakat yang bekerja di luar kota pun harus melalui beberapa tahapan untuk bisa pulang ke kampung halamannya masing-masing. Hingga saat ini kasus kematian di Indonesia semakin meningkat karena virus corona ini.

2.4 Perkembangan Virus Corona
      Wabah virus corona masih terus mendapatkan perhatian internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan wabah virus corona sebagai pandemi global.  Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China akhir 2019 ini telah menjangkiti ratusan ribu orang, sementara puluhan ribu orang meninggal akibat Covid-19.  Ratusan negara di luar daratan China telah melaporkan penemuan kasus positif infeksi corona virus, tak terkecuali negara-negara anggota ASEAN. Kendati seluruh negara di ASEAN telah melaporkan adanya kasus positif terpapar virus corona SARS-CoV-2 di wilayahnya, perkembangan jumlah kasus dari setiap negaranya berbeda. Berikut adalah perkembangan virus corona di negara ASEAN :
1.      Malaysia
Kasus positif infeksi corona virus di Malaysia cukup tinggi. Sejauh ini, otoritas Malaysia melaporkan adanya 2.626 kasus positif virus corona di negaranya. Sementara, sebanyak 479 kasus dinyatakan sembuh dan 37 orang meninggal di Malaysia karena Covid-19. Kebijakan lockdown atau mengunci wilayah dalam upaya penekanan penyebaran virus pun diambil oleh pemerintah setempat.

2.      Filipina
Per Senin (30/3/2020), dilaporkan sebanyak 1.546 kasus positif infeksi virus corona di Filiphina. Dari angka itu, sebanyak 78 orang dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan, jumlah kasus sembuh yang dilaporkan sebanyak 42 orang.  Baca juga: Detri Warmanto Akan Kembali Jalani Tes Corona Usai 14 Hari

3.      Thailand
Pada Senin (30/3/2020) sore, pemerintah Negeri Gajah Putih melaporkan adanya 1.524 kasus positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu, sebanyak 9 orang dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan, total pasien yang berhasil sembuh mencapai 229 orang.
4.      Indonesia
Sejak diumumkan secara resmi pada 2 Maret 2020 lalu, pemerintah Indonesia melaporkan adanya 1.414 kasus positif terpapar Covid-19 per Senin (30/3/2020).  Angka tersebut bertambah sebanyak 129 kasus dibandingkan hari sebelumnya, Minggu (29/3/2020).  Dari jumlah tersebut, 122 orang dinyatakan meninggal dunia dan 75 orang lainnya telah pulih.

5.      Singapura
Per Senin (30/3/2020) sore, sebanyak 844 kasus positif tercatat terjadi di Singapura.  Meskipun angka positif kasus cukup tinggi, tingkat kematian di negara ini tergolong rendah. Sejauh ini, kasus kematian yang dilaporkan sebanyak 3 orang, di mana 212 orang dinyatakan pulih dari infeksi Covid-19.

6.      Vietnam
Pemerintah Vietnam mencatat adanya 194 kasus positif infeksi virus corona di negaranya. Sejauh ini otoritas setempat belum mengumumkan adanya kasus kematian yang terjadi. Sementara itu, sebanyak 52 orang lainnya dinyatakan telah pulih.

7.      Brunai Darusalam
Kematian pertama di negara ini tercatat pada Sabtu (28/3/2020) lalu. Dari jumlah kasus yang dilaporkan, sebanyak 38 orang di antaranya dinyatakan sembuh. Kasus pertama di Brunei ditemukan pada seorang laki-laki berusia 53 tahun yang mempunyai riwayat perjalanan dari Kuala Lumpur.

8.      Kamboja
Pemerintah Kamboja melaporkan adanya 107 kasus positif corona virus di wilayahnya dengan 4 kasus baru. Kasus pertama di negara ini diidentifikasi pada tiga orang berkebangsaan Inggris yang berada di kapal wisatawan Sungai Mekong.
Setelahnya, otoritas Kamboja melarang masuk orang asing dari Italia, Jerman, Spanyol, Perancis, dan Amerika Serikat selama 30 hari. Adapun dari total kasus yang dilaporkan, sebanyak 21 orang dinyatakan sembuh.

9.      Myanmar
Sebanyak 10 kasus positif virus corona dilaporkan terjadi di Myanmar. Sejauh ini belum ada laporan kematian maupun kasus sembuh yang terjadi di negara ini.

10.  Laos
Laos telah melaporkan adanya 8 kasus positif terinfeksi virus corona di wilayahnya. Kasus pertama yang dilaporkan teridentifikasi pada seorang laki-laki berusia 28 tahun yang merupakan pekerja hotel dan seorang perempuan berusia 36 tahun yang bekerja sebagai pemandu wisata.














2.5 Pengaruh Virus Corona terhadap Psikologi Masyarakat Indonesia
Virus corona atau Covid-19 yang telah menjadi pandemi global, termasuk Indonesia tidak hanya menyebabkan gejala dan penyakit fisik. Corona juga memberikan dampak psikologis, baik pada penderita atau masyarakat luas. Dalam kondisi ini, reaksi dari penderita bisa berupa bersikap tidak jujur dengan riwayat penyakit, perjalanan sebelumnya dan pernah kontak dengan penderita Covid-19 lain kepada tenaga medis. Reaksi lainnya bisa berupa penderita merasa cemas atau khawatir tentang hasil yang lambat setelah perawatan medis.
Bagi masyarakat luas juga dapat menimbulkan perasaan tertekan, stres dan cemas dengan pemberitaan mengenai meningkatnya jumlah penderita Covid-19. Pemberitaan yang simpang siur atau kurang tepat dapat memicu stres pada masyarakat yang mempengaruhi hormon stres sehingga menyebabkan sistem imun yang menurun dan rentan tertular Covid-19.
Lebih jauh, hal ini dapat menimbulkan gejala obsesif compulsif, yaitu gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, individu tersebut akan diliputi kecemasan atau ketakutan.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada masyarakat yang kurang bijak menyikapi kebijakan pemerintah untuk 14 hari beraktivitas di dalam rumah (belajar, bekerja dan beribadah di rumah). Mereka malah berlibur ke tempat wisata. Masyarakat inilah yang sebaiknya perlu diedukasi mengenai pentingnya mematuhi kebijakan pemerintah dan dampak dari sikapnya tersebut bagi keluarganya dan masyarakat lain.
Guna mengantisipasi dampak psikologis terhadap Covid-19 ini, perlu strategi coping adaptif yaitu cara mengatasi masalah yang adaptif oleh baik penderita maupun masyarakat luas. Perasaan khawatir, tertekan dan cemas ini apabila dapat diolah dengan tepat oleh individu maka bisa mengarahkan individu tersebut pada reaksi melindungi diri dengan tepat dan meningkatkan religiusitas individu karena individu dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Sebaliknya, apabila strateginya adalah coping maladaptif, maka tidak menutup kemungkinan individu dapat mengalami distres, cemas, gejala obsesif kompulsif atau permasalahan psikologis lainnya.
Terdapat imbauan untuk masyarakat dari Himpunan Psikologi Indonesia terkait penyebaran Covid-19 yang disingkat PSIKOLOGI. Pertama Perhatikan kesehatan, kedua Sosial distancing, ketiga Ingatlah menjaga kebersihan, keempat Konsumsi buah, vitamin dan makanan bergizi.
Kelima adalah olah pikir, olah rasa dan meminimalisir kecemasan, keenam Lakukan kebiasaan baik dengan menutup mulut, hidung ketika batuk dan bersin serta hindari menyentuh bagian wajah dengan tangan, ketujuh Olahraga secara teratur, kedelapan gunakan masker dan kesembilan Ingatlah untuk berdoa












BAB III

2.4 Kesimpulan
psikologi komunikasi sangat berperan dalam perubahan perilaku manusia, terutama saat manusia berkomunikasi dengan manusia lain, baik yang sifatnya interpersonal, kelompok, maupun massa.terjadinya peristiwa mental karena Pandemic covid-19 ini sehingga membuat seluruh manusia di bumi ini menjadi panik dan cemas hal ini menyebabkan beberapa gangguan psikologi pada manusia seperti panic buying, gejala obsesif complusif,rasa takut yang berlebihan dan gangguan lainnya.
           
2.5 Saran
Guna mengantisipasi dampak psikologis terhadap Covid-19 ini, perlu strategi coping adaptif yaitu cara mengatasi masalah yang adaptif oleh baik penderita maupun masyarakat luas. Perasaan khawatir, tertekan dan cemas ini apabila dapat diolah dengan tepat oleh individu maka bisa mengarahkan individu tersebut pada reaksi melindungi diri dengan tepat dan meningkatkan religiusitas individu karena individu dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.







DAFTAR PUSTAKA


Laksana Muhibudin Wijaya. 2015.  Psikologi komunikasi . Bandung : CV PUSTAKA SETIA
Buana, Dana Riksa. "Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa." SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 7.3 (2020).
Bryan Lufkin. 2020.  Virus Corona dan Panic Buying.https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-51887198.
Marra, Marco A., et al. "The genome sequence of the SARS-associated coronavirus." Science 300.5624 (2003): 1399-1404.
Evans, M. Patient (2020). Wuhan Coronavirus: What You Need to Know.WebMD (2020). Coronavirus.
World Health Organization (2020). Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Ary Wahyu Wibowo.  2020 . Tak hanya bikin sakit fisik ini dampak psikologi virus corona.https://jateng.sindonews.com/read/22534/3/tak-hanya-bikin-sakit-fisik-ini-dampak-psikologis-virus-corona-1584630203