TUGAS
Mata
Kuliah : Psikologi Komunikasi
Dosen
Pengampu : Dian Andriany, S.sos., M.I.Kom
“
Peristiwa Mental yang Terjadi di Tengah Pandemi Covid-19”
Nama
: Tia Ramadani
NPM : 118100044
Kelas : II B Ilmu Komunikasi
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2020
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul
“ Peristiwa Mental yang Terjadi di
tengah Pandemi Covid-19 ”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi
Komunikasi di
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki saya. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Cirebon, 04 Maret 2020
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................. 1
DAFTAR
ISI.......................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................... 3
1.1.
Latar Belakang....................................................................... 4
1.2.
Rumusan Masalah................................................................... 5
1.3.
Tujuan.................................................................................... 6
BAB
II PEMBAHASAN......................................................................... 7
2.1 Asal
muasal virus Corona........................................................ 8
2.2 Peristiwa
Mental Masyarakat................................................... 9
2.3 Strategi Dunia Menghadapi virus Corona................................ 10
2.4 Perkembangan Virus Corona.................................................. 11
2.5 Pengaruh Virus Corona Terhadap Psikologi............................ 12
BAB
III PENUTUP.............................................................................. 13
2.3 Kesimpulan........................................................................... 14
2.4 Saran..................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 16
BAB
I
Awal tahun 2020 ini dunia dikejutkan dengan virus baru yang berasal dari
china ( Wuhan ), virus ini disebut dengan virus Corona atau Covid-19, Dokter
di China baru menyadari bahwa mereka tengah menghadapi penyakit baru pada akhir
Desember 2019 , namun seiring berjalannya waktu virus ini semakin berkembang
dan menyebar keseluruh China bahkan virus ini juga sudah menyebar ke seluruh
dunia.
Sementara itu, para ilmuwan telah mencoba memetakan pola penularan awal Covid-19
sejak epidemi dilaporkan dikota Wuhan pada pertengahan Januari 2020. Saat ini,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah corona telah menjadi
pendemi global. Virus baru ini membuat seluruh dunia menjadi panik dan mempengaruhi
psikologi komunikasi pada manusia.
1.
Apa itu virus Corona dan darimana
asalnya ?
2.
Apakah terjadi peristiwa mental pada
manusia saat ini ?
3.
Bagaimana strategi dunia menghadapi virus Corona ?
4.
Bagaimanakah perkembangan virus
Corona saat ini ?
5.
Apakah Virus Corona berpengaruh
terhadap psikologi masyarakarat Indonesia ?
1.
Untuk mengetahui asal virus Corona.
2.
Untuk mengetahui perubahan mental
pada manusia..
3.
Untuk mengetahui strategi dunia
menghadapi virus Corona.
4.
Untuk mengetahui perkembangan virus
Corona di Indonesia maupun dunia.
5.
Untuk mengetahui pengaruh psikolgi
pada masyarakat Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Asal Muasal
Virus Corona
Dalam
waktu beberapa minggu, kita semua telah tahu tentang Covid-19 dan virus
yang menyebabkannya: SARS-CoV-2. Tapi di luar sana juga banyak tersebar
kabar miring dan walaupun banyak artikel ilmiah tentang virus ini, masih ada
saja informasi ngaco soal asal-muasal virus ini. Dari spesies hewan mana virus
ini berasal? Kelelawar, trenggiling, atau hewan liar lainnya? Dari mana daerah
asalnya? Dari sebuah gua atau hutan di Provinsi Hubei, Cina atau di tempat
lain? Pada Desember 2019, 27 dari 41 orang pertama yang masuk rumah sakit (66%)
gara-gara Covid-19 pernah pergi ke pasar Wuhan, ibu kota Hubei. Tapi
sebuah studi di Rumah Sakit Wuhan menunjukkan bahwa virus corona baru ini
mungkin sama sekali tak berhubungan dengan pasar atau daging binatang yang
dijual di sana. Alasannya, orang pertama yang terinfeksi virus ini tidak pernah
pergi ke pasar tersebut.
Senada dengan penelitian itu,
hasil pengurutan genom terhadap virus Sars-Cov-2 juga menunjukkan bahwa
virus ini muncul sejak November, bukan pada Desember.Temuan ini memantik
pertanyaan, apa hubungan antara wabah Covid-19 dan binatang liar? Lebih
jauh lagi, CDC menjelaskan corona merupakan keluarga besar virus dengan gejala
yang menyerupai pilek atau flu, mulai dari batuk, demam, gangguan tenggorokan,
atau hidung meler. Dalam beberapa kasus, gejala virus corona bisa langsung
berubah layaknya penyakit serius, seperti radang paru-paru alias pneumonia.
Sementara nama Covid-19 dibuat sebagai keterangan untuk tipe baru virus
corona yang muncul di 2019, mengingat virus corona sudah ada sedari dulu. Jenis
lainnya ada Acute Respiratory Syndrome atau SARS dan Middle East
Respiratory Syndrome atau MERS-CoV. Menariknya, ada kesamaan dan
keterkaitan antara Covid-19 dan SARS karena kedua virus ini
berasal dari Cina. Jika Covid-19 baru diidentifikasi dari Wuhan pada
November tahun lalu, kemunculan pertama SARS juga terjadi di Cina pada
November 2002 sampai Juli 2003.
2.2 Peristiwa
Mental Pada Manusia
Peristiwa mental adalah proses yang mengantarai
stimuli dan respons (internal mediation of stimuli) yang berlangsung sebagai
akibat belangsungnya komunikasi. Virus Corona atau Covid-19 adalah virus baru
yang menjadi wabah ( pandemic ) diseluruh dunia, karena pandemi Corona ini
membuat manusia menjadi cemas dan panik, hal ini menurut psikologi wajar
dikarenakan virus ini menglobal bukan hanya terjadi di daerah tertentu saja.
Artinya kecemasan itu menandai bahwa masyarakat itu awere (waspada), tetapi
kita lihat setelah masyarakat cemas perilaku yang ditunjukan oleh masyarakat
seperti apa, bisa menjadi hal yang positif dan juga negative, salah satu
perilaku negative masyarakat saat ini
adalah berlebihan dalam berbelanja kebutuhan pokok terutama hand saintizer dan
masker dan alat kesehatan yang lainnya yang sebetulnya tidak terlalu mereka
butuhkan sehingga menjadi manusia yang rakus. Perilaku negative ini bukan hanya
terjadi di negara Indonesia saja, bahkan masyarakat di belahan dunia sudah
berlebihan dalam berbelanja akan kebutuhan sehari-hari sehingga membuat stok
barang atau kebutuhan yang lain habis.
Kecemasan
dan kepanikan yang dialami masyarakat khususnya di Indonesia juga membuat
oknum-oknum yang menjual alat-alat kesehatan contohnya masker dan hand
saintizer dengan harga yang tinggi dari biasanya, Hal ini merupakan konsekuensi nyata dari panic buying
- sebuah fenomena yang terjadi dalam suatu krisis yang dapat meningkatkan
harga-harga dan mengambil barang-barang penting dari tangan orang-orang yang
sebenarnya jauh lebih membutuhkan (seperti masker wajah untuk para pekerja
kesehatan). tidak hanya itu karna virus ini masyarakat juga membatasi diri
untuk berinteraksi secara langsung dengan sesamanya, banyak sekolah dan
universitas yang diliburkan, bahkan bekerja pun dirumah, virus ini membuat
manusia menjadi seperti tahanan karena larangan untuk keluar rumah dan
berinteraksi atau menjaga jarak satu sama lain hal ini menyebabkan adanya
penekanan secara mental walaupun cara ini adalah cara untuk memutuskan
penyebaran virus Corona.
Ada banyak contoh kenaikan
harga sebagai reaksi terhadap Covid-19 - suatu laporan telah menemukan
bahwa 20 paket masker wajah dihargai lebih dari $100 di situs e-commerce
seperti eBay dan Etsy. Di Indonesia sendiri satu box masker yang biasanya
dijual dengan harga 25 ribu kini harganya 10X lipat lebih mahal. Pasokan masker wajah juga ketat. Pemerintah AS sudah memberi rekomendasi
agar orang-orang berhenti membelinya - bukan hanya karena masker bedah tidak
memberikan cukup perlindungan dari Covid-19, tetapi karena mungkin tidak
cukup bagi pekerja kesehatan profesional yang memerlukannya untuk menjalankan
tugasnya. Pandemic Covid-19 ini mempengaruhi perubahan sikap yang sangat
dratis pada manusia untuk itu psikologi komunikasi sangat berperan dalam
perubahan perilaku manusia, terutama saat manusia berkomunikasi dengan manusia
lain, baik yang sifatnya interpersonal, kelompok, maupun massa.
Suatu perencanaan yang baik
ketimbang panic buying harus dipersiapkan sepanjang tahun untuk kemungkinan
keadaan darurat atau krisis.Yang juga penting diingat adalah bahwa semua orang
juga membutuhkan barang-barang tersebut, karena peristiwa ini belum tertangani:
penuhi apa yang memang menjadi kebutuhan Anda dan keluarga, tetapi hindari
keinginan untuk menimbun persediaan yang cukup untuk mengisi bunker hari akhir.
Karena ketika panic buying dilakukan secara bersama-sama, hal tersebut dapat
menyebabkan harga melangit, atau persediaan menjadi sedikit untuk mereka yang
berrisiko tinggi membutuhkan hal-hal seperti masker wajah, daripada masyarakat
pada umumnya.
Mengikuti perkembangan tentang
virus corona memang penting untuk kewaspadaan. Namun terus-menerus terpapar
informasi, baik yang terpercaya maupun tidak, juga dapat membuat seseorang
menjadi lebih stres. Orang yang sebelumnya sudah mengalami gangguan mental
adalah kelompok yang mungkin paling rentan terkena dampak psikis dari krisis
ini. Begitu pula dengan anak-anak dan orang-orang yang turun langsung di
lapangan untuk menghadapi virus corona, khususnya dokter atau tenaga kesehatan
lain.
Efek fisik maupun psikologis
yang bisa muncul meliputi rasa takut dan khawatir berlebihan terhadap kesehatan
diri sendiri maupun orang-orang tercinta, perubahan pola tidur dan pola makan,
serta memburuknya masalah kesehatan yang sudah ada.
2.3
Strategi Dunia Menghadapi Pandemi Corona
Virus corona sudah menyebar di 155 negara dan sudah
dinyatakan sebagai pandemik global. Pakar kesehatan internasional menghimbau
dua pendekatan utama yang bisa dilakukan untuk mengentikan laju penyebaran
COVID-19. Dalam beberapa terakhir, warga sudah mendengar istilah 'social
distancing' dan 'lockdown', sebagai upaya pencegahan penyebaran. Keduanya
memiliki perbedaan arti yang harus dipahami, selain juga memiliki kelebihan dan
kelemahaannya dalam keberhasilan mengatasi virus corona. 'Social distancing'
adalah usaha untuk meminta warga tidak melakukan kontak fisik yang terlalu
dekat antara satu sama lain, karena kedekatan jarak berpotensi menyebarkan
virus lewat tetesan air liur. Pergeseran dari pendekatan 'social distancing' ke
'lockdown' terjadi di beberapa negara, dimana menurut pakar hal ini dilakukan
ketika kasus sudah mencapai 1.000, maka negara sudah harus mempertimbangan
dengan serius untuk kemungkinan 'lockdown'.Berikut ini adalah bagaimana langkah
yang dilakukan sejumlah negara untuk mengatasi peredaran virus corona.
1.
Jepang
Jepang telah menutup seluruh sekolah sejak akhir
Februari 2020 untuk mencegah penyebaran virus corona.Di Jepang sejauh ini sudah
terjadi 1.523 kasus corona termasuk, 696 kasus diantaranya tertular saat berada
di kapal pesiar Diamond Princess. 34 warga di Jepang meninggal karena
terjangkit COVID-19.Sempat ada kekhawatiran setelah penyebaran di kapal pesiar
tersebut, virus akan dengan cepat merebak di kalangan warga lainnya, apalagi 25
persen penduduknya berusia 65 tahun ke atas, yang masuk kelompok paling rentan
meninggal terkena virus.Jepang sejauh ini berhasil mencegah penyebaran, salah
satunya setelah menutup sekolah sejak bulan Februari Mereka tidak menerapkan
'lockdown', tapi membatasi pergerakan warga, termasuk menghentikan beberapa
kegiatan.
2.
Singapura
dan Hongkong
Sama seperti Jepang, Singapura dan Hong Kong juga
hanya membatasi pergerakan warga. Di Singapura sejauh ini ada 243 kasus, belum
ada lapioran yang meninggal dan lebih dari 100 orang dinyatakan sembuh. Singapura
mendapat pujian dari organisasi kesehatan dunia (WHO), karena dianggap telah
berhasil mengurangi penyebaran. "Singapura berhasil mencegah penularan
karena pendekatan yang dilakukan semua aspek pemerintahan," kata Dirjen
WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.Di Hong Kong hingga kini tercatat 157 kasus,
enam diantaranya meninggal dan 88 dinyatakan sembuh.Seperti halnya di
Singapura, pemerintah Hong Kong dengan cepat berusaha menemukan kasus corona
yang ada di wilayah mereka.Salah satunya adalah melakukan pelakacan terhadap
siapa saja yang sudah melakukan dengan mereka yang dinyatakan positif tertular
COVID-19. Isolasi dan karantina juga diberlakukan bagi mereka yang tertular.
3.
Korea
Selatan
Negara ini memiliki pendekatan yang berbeda, yakni
dengan melakukan tes COVID-19 dengan cepat dan dalam jumlah besar. Mereka juga
menggunakan teknik baru, seperti menyediakan klinik bergerak, dimana warga bisa
datang tanpa harus datang ke rumah sakit atau klink yang berisi pasien lain. Sempat
menjadi negara dengan kasus terbanyak di luar China, Korea Selatan mencatat
lebih dari 8.300 kasus positif dengan 75 kematian. Tapi tak seperti di China,
mereka tidak menerapkan 'lockdown' sepenuhnya, karena menganggap metode ini tak
bisa dilakukan di sebuah negara yang demokrasi.
4.
China
China sejauh ini sudah menunjukkan keberhasilan
mengatasi virus corona dengan melakukan 'lockdown' sepenuhnya, meski tidak
secara nasional.China menjadi negara yang melakukan karantina terbesar dalam
sejarah dalam menangkal virus corona, dengan menutup 16 kota sejak akhir
Januari.'Lockdown' di Provinsi Hubei, dimana kota Wuhan berada dilakukan secara
bertahap. Sebelumnya warga masih diperbolehkan keluar, namun kemudian dibuat
semakin ketat dengan hanya beberapa perwakilan orang yang bisa membeli makanan
atau ke apotik. Otoritas keamanan dikerahkan di China saat penyebaran virus
corona semakin meningkat. Saat mengantri pun dibuat jarak yang cukup jauh antar
warga. Jumlah kematian di China melebihi 3.200 orang, paling tinggi di dunia
dengan total yang sembuh 68.777 orang. Sampai selasa siang, sudah ada lebih
dari 81.000 kasus COVID-19 di China, dengan kebanyakan terjadi di provinsi
Hubei. Dalam 24 jam terakhir, hanya ada 21 kasus baru di China dengan 13
kematian.
5.
Eropa
Italia kini menjadi negara kedua terburuk kasus virus
corona, setelah China, dengan 27.980 kasus, 2.158 kematian, dimana dalam 24 jam
terakhir ada 349 orang yang meningggal.Di Italia, 'lockdown' diberlakukan
secara nasional mulai 10 Maret lalu, yang melarang hampir seluruh kegiatan 60
juta warga. Pelarangan termasuk membuka toko, restoran, mendatangi tempat
ibadah, dan ke sejumlah tempat lainnya. Mengikuti Italia, Spanyol menjadi
negara Eropa kedua yang menetapkan 'lockdown', sejak Sabtu lalu (14/03). Kemudian
disusul dengan negara Prancis yang menutup seluruh bisnis yang dianggap tidak
penting bagi warga. Mulai hari Senin, pemerintah mereka menerapkan
'lockJepandown' sepenuhnya, dengan melarang pertemuan warga dan juga kegiatan
di luar rumah. Sementara Denmark menjadi negara Eropa pertama yang menutup
perbatasan negaranya untuk mencegah penyebaran virus corona, yang akan berlaku
hingga 13 April mendatang."Kami sadar sepenuhnya bahwa penutupan akan
membawa dampak serius." kata PM Denmark Mette Frederiksen dalam jumpa
pers."Kita melihat situasi di Italia yang berkembang ke arah yang
mengerikan," katanya."Segala yang kami lakukan adalah guna memastikan
kita mengatasi situasi ini dengan cara yang lain."Rusia sudah menutup
perbatasan dengan Polandia dan Norwegia, setelah sebelumnya sudah menutup
perbatasan dengan China. Dan mulai tanggal 18 Maret sampai 1 Mei, Rusia juga
akan melarang semua warga asing untuk masuk ke negara tersebut, kecuali
diplomat dan awak pesawat dan sejumlah orang lainnya. Hari Senin, Uni Eropa
melarang perjalanan yang tidak penting dilakukan di wilayah tersebut selama
paling kurang 30 hari.Jerman juga menutup perbatasannya dengan Prancis, Swiss,
Austria, Denmark dan Luxembourg.
6.
Indonesia
\
Saat ini Indonesia belum menggunakan system Lockdown
seperti negara lain, masih banyak warga negara asing yang bebas mengunjungi
Indonesia, namun Indonesia sudah menerapkan system “ social distensing” untuk warga
negaranyanya, sekolah dan para pekerja diliburkan selama bulan maret hingga
waktu yang ditentukan nanti bahkan kasus penyebaran virus corona di Indonesia
setiap hari semakin meningkat sehingga beberapa daerah di Indonesia berani
menerapkan system lockdown agar terputusnya penyebaran virus corona, tidak
hanya itu masyarakat yang bekerja di luar kota pun harus melalui beberapa
tahapan untuk bisa pulang ke kampung halamannya masing-masing. Hingga saat ini
kasus kematian di Indonesia semakin meningkat karena virus corona ini.
2.4 Perkembangan Virus Corona
Wabah virus corona masih terus mendapatkan perhatian
internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan wabah virus
corona sebagai pandemi global. Virus
yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China akhir 2019 ini telah menjangkiti
ratusan ribu orang, sementara puluhan ribu orang meninggal akibat
Covid-19. Ratusan negara di luar daratan
China telah melaporkan penemuan kasus positif infeksi corona virus, tak
terkecuali negara-negara anggota ASEAN. Kendati seluruh negara di ASEAN telah
melaporkan adanya kasus positif terpapar virus corona SARS-CoV-2 di wilayahnya,
perkembangan jumlah kasus dari setiap negaranya berbeda. Berikut adalah
perkembangan virus corona di negara ASEAN :
1.
Malaysia
Kasus positif infeksi corona virus di Malaysia cukup tinggi. Sejauh ini,
otoritas Malaysia melaporkan adanya 2.626 kasus positif virus corona di
negaranya. Sementara, sebanyak 479 kasus dinyatakan sembuh dan 37 orang
meninggal di Malaysia karena Covid-19. Kebijakan lockdown atau mengunci wilayah
dalam upaya penekanan penyebaran virus pun diambil oleh pemerintah setempat.
2.
Filipina
Per Senin (30/3/2020), dilaporkan sebanyak 1.546 kasus positif infeksi
virus corona di Filiphina. Dari angka itu, sebanyak 78 orang dinyatakan
meninggal dunia. Sedangkan, jumlah kasus sembuh yang dilaporkan sebanyak 42
orang. Baca juga: Detri Warmanto Akan
Kembali Jalani Tes Corona Usai 14 Hari
3.
Thailand
Pada Senin (30/3/2020) sore, pemerintah Negeri Gajah Putih melaporkan
adanya 1.524 kasus positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu, sebanyak 9
orang dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan, total pasien yang berhasil sembuh
mencapai 229 orang.
4.
Indonesia
Sejak diumumkan secara resmi pada 2 Maret 2020 lalu, pemerintah
Indonesia melaporkan adanya 1.414 kasus positif terpapar Covid-19 per Senin
(30/3/2020). Angka tersebut bertambah
sebanyak 129 kasus dibandingkan hari sebelumnya, Minggu (29/3/2020). Dari jumlah tersebut, 122 orang dinyatakan
meninggal dunia dan 75 orang lainnya telah pulih.
5.
Singapura
Per Senin (30/3/2020) sore, sebanyak 844 kasus positif tercatat terjadi
di Singapura. Meskipun angka positif
kasus cukup tinggi, tingkat kematian di negara ini tergolong rendah. Sejauh
ini, kasus kematian yang dilaporkan sebanyak 3 orang, di mana 212 orang
dinyatakan pulih dari infeksi Covid-19.
6.
Vietnam
Pemerintah Vietnam mencatat adanya 194 kasus positif infeksi virus
corona di negaranya. Sejauh ini otoritas setempat belum mengumumkan adanya
kasus kematian yang terjadi. Sementara itu, sebanyak 52 orang lainnya
dinyatakan telah pulih.
7.
Brunai
Darusalam
Kematian pertama di negara ini tercatat pada Sabtu (28/3/2020) lalu.
Dari jumlah kasus yang dilaporkan, sebanyak 38 orang di antaranya dinyatakan
sembuh. Kasus pertama di Brunei ditemukan pada seorang laki-laki berusia 53
tahun yang mempunyai riwayat perjalanan dari Kuala Lumpur.
8.
Kamboja
Pemerintah Kamboja melaporkan adanya 107 kasus positif corona virus di
wilayahnya dengan 4 kasus baru. Kasus pertama di negara ini diidentifikasi pada
tiga orang berkebangsaan Inggris yang berada di kapal wisatawan Sungai Mekong.
Setelahnya, otoritas Kamboja melarang masuk orang asing dari Italia,
Jerman, Spanyol, Perancis, dan Amerika Serikat selama 30 hari. Adapun dari
total kasus yang dilaporkan, sebanyak 21 orang dinyatakan sembuh.
9.
Myanmar
Sebanyak 10 kasus positif virus corona dilaporkan terjadi di Myanmar.
Sejauh ini belum ada laporan kematian maupun kasus sembuh yang terjadi di
negara ini.
10. Laos
Laos telah melaporkan adanya 8 kasus positif terinfeksi virus corona di
wilayahnya. Kasus pertama yang dilaporkan teridentifikasi pada seorang
laki-laki berusia 28 tahun yang merupakan pekerja hotel dan seorang perempuan
berusia 36 tahun yang bekerja sebagai pemandu wisata.
2.5
Pengaruh Virus Corona terhadap Psikologi Masyarakat Indonesia
Virus corona
atau Covid-19 yang telah menjadi pandemi global, termasuk Indonesia tidak hanya
menyebabkan gejala dan penyakit fisik. Corona juga memberikan dampak psikologis,
baik pada penderita atau masyarakat luas. Dalam kondisi ini, reaksi dari
penderita bisa berupa bersikap tidak jujur dengan riwayat penyakit, perjalanan
sebelumnya dan pernah kontak dengan penderita Covid-19 lain kepada tenaga
medis. Reaksi lainnya bisa berupa penderita merasa cemas atau khawatir tentang
hasil yang lambat setelah perawatan medis.
Bagi
masyarakat luas juga dapat menimbulkan perasaan tertekan, stres dan cemas
dengan pemberitaan mengenai meningkatnya jumlah penderita Covid-19. Pemberitaan
yang simpang siur atau kurang tepat dapat memicu stres pada masyarakat yang
mempengaruhi hormon stres sehingga menyebabkan sistem imun yang menurun dan
rentan tertular Covid-19.
Lebih jauh,
hal ini dapat menimbulkan gejala obsesif compulsif, yaitu gangguan mental yang
menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara
berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, individu tersebut akan diliputi kecemasan
atau ketakutan.
Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa masih ada masyarakat yang kurang bijak menyikapi
kebijakan pemerintah untuk 14 hari beraktivitas di dalam rumah (belajar,
bekerja dan beribadah di rumah). Mereka malah berlibur ke tempat wisata.
Masyarakat inilah yang sebaiknya perlu diedukasi mengenai pentingnya mematuhi
kebijakan pemerintah dan dampak dari sikapnya tersebut bagi keluarganya dan
masyarakat lain.
Guna
mengantisipasi dampak psikologis terhadap Covid-19 ini, perlu strategi coping
adaptif yaitu cara mengatasi masalah yang adaptif oleh baik penderita maupun
masyarakat luas. Perasaan khawatir, tertekan dan cemas ini apabila dapat diolah
dengan tepat oleh individu maka bisa mengarahkan individu tersebut pada reaksi
melindungi diri dengan tepat dan meningkatkan religiusitas individu karena
individu dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Sebaliknya,
apabila strateginya adalah coping maladaptif, maka tidak menutup kemungkinan
individu dapat mengalami distres, cemas, gejala obsesif kompulsif atau
permasalahan psikologis lainnya.
Terdapat
imbauan untuk masyarakat dari Himpunan Psikologi Indonesia terkait penyebaran
Covid-19 yang disingkat PSIKOLOGI. Pertama Perhatikan kesehatan, kedua Sosial
distancing, ketiga Ingatlah menjaga kebersihan, keempat Konsumsi buah, vitamin
dan makanan bergizi.
Kelima adalah
olah pikir, olah rasa dan meminimalisir kecemasan, keenam Lakukan kebiasaan
baik dengan menutup mulut, hidung ketika batuk dan bersin serta hindari
menyentuh bagian wajah dengan tangan, ketujuh Olahraga secara teratur,
kedelapan gunakan masker dan kesembilan Ingatlah untuk berdoa
BAB III
2.4 Kesimpulan
psikologi
komunikasi sangat berperan dalam perubahan perilaku manusia, terutama saat
manusia berkomunikasi dengan manusia lain, baik yang sifatnya interpersonal,
kelompok, maupun massa.terjadinya peristiwa mental karena Pandemic covid-19
ini sehingga membuat seluruh manusia di bumi ini menjadi panik dan cemas hal
ini menyebabkan beberapa gangguan psikologi pada manusia seperti panic buying,
gejala obsesif complusif,rasa takut yang berlebihan dan gangguan lainnya.
Guna
mengantisipasi dampak psikologis terhadap Covid-19 ini, perlu strategi
coping adaptif yaitu cara mengatasi masalah yang adaptif oleh baik penderita
maupun masyarakat luas. Perasaan khawatir, tertekan dan cemas ini apabila dapat
diolah dengan tepat oleh individu maka bisa mengarahkan individu tersebut pada
reaksi melindungi diri dengan tepat dan meningkatkan religiusitas individu
karena individu dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Laksana Muhibudin Wijaya.
2015. Psikologi komunikasi . Bandung :
CV PUSTAKA SETIA
Buana, Dana Riksa.
"Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus
Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa." SALAM: Jurnal Sosial
dan Budaya Syar-i 7.3 (2020).
Bryan Lufkin. 2020. Virus Corona dan Panic
Buying.https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-51887198.
Marra, Marco A., et al.
"The genome sequence of the SARS-associated coronavirus." Science
300.5624 (2003): 1399-1404.
Evans, M. Patient (2020).
Wuhan Coronavirus: What You Need to Know.WebMD (2020). Coronavirus.
World Health Organization
(2020). Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Ary Wahyu Wibowo. 2020 . Tak hanya bikin sakit fisik ini dampak
psikologi virus corona.https://jateng.sindonews.com/read/22534/3/tak-hanya-bikin-sakit-fisik-ini-dampak-psikologis-virus-corona-1584630203